Sabtu, 27 September 2014

Keselamatan Ketenagalistrikan

HUBUNGAN ANTARA K2 DAN K3
Hubungan antara K2 dan K3 dapat dijelaskan sebagai berikut :
K3  = Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K2  =  Keselamatan Ketenagalistrikan

Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-angkah pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia, serta kondisi akrab lingkungan (ramah lingkungan ) dalam arti tidak merusak lingkungan hidup disekitar instalasi tenaga listrik.

Upaya untuk mewujudkan “ K 3 “ dapat dilakukan dengan ;
a)    Standarisasi
b)    Penerapan 4 pilar K2
c)    Sertifikasi
d)    Penerapan SOP / IK
e)    Adanya pengawas pekerjaan

 LANDASAN HUKUM / DASAR HUKUM 
a. UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No 30 / 2009 tentang Ketenagalistrikan
c. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
d. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
e. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
f. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
g. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja

Beberapa pengertian / definisi :

Keselamatan kerja adalah untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul karena hubungan kerja yang menimpa pekerja.

Keselamatan umum adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi masyarakat umum dari bahaya yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan. 

 Keselamatan lingkungan adalah upaya untuk mewujudkan kondisi akrab lingkungan dari Instalasi, dengan memberikan perlindungan terhadap terjadinya pencemaran dan / atau pencegahan terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi.

Keselamatan instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi Instalasi, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan pengamanan terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan yang mengakibatkan Instalasi tidak dapat berfungsi secara normal dan atau tidak dapat beroperasi.

4 (EMPAT) PILAR K2
Empat Pilar K2 terdiri dari :
-          Pilar 1 : Keselamatan Kerja
-          Pilar 2 : Keselamatan Umum
-          Pilar 3 : Keselamatan Lingkungan
-          Pilar 4 : Keselamatan Instalasi

PENGERTIAN K3
        Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.

        Keselamatan kerja adalah suatu usaha pencegahan terhadap kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan berbagai kerugian, baik kerugian harta benda (rusaknya peralatan), maupun kerugian jiwa manusia (luka ringan, luka berat, / cacat bahkan tewas).
Pengertian Kecelakaan
        Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga /tiba-tiba yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.



Dam dan Water Way

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

• Dam (Bendungan)
Suatu konstruksi yang berfungsi untuk membendung sungai hingga terbentuk suatu waduk (reservoir) yang digunakan antara lain untuk pembangkit tenaga listrik, irigasi, air minum (water supply), pencegah banjir, pariwisata, dan lain – lain.

Berdasarkan tipenya dam (bendungan) dibagi atas :
• Bendungan Urugan (fill type dam)
• Bendungan Beton (concrete dam)
• Bendungan dari bahan – bahan seperti baja, karet dll (untuk dam kecil)

Bendungan Urugan
Dapat dibagi atas :
• Bendungan urugan homogen (bendungan homogen)
• Bendungan urugan zonal (bendungan zonal)
• Bendungan Urugan Bersekat (Bendungan sekat / facing)

Bendungan Beton (Concrete Dam)
Dapat dibagi atas :
• Gravity dam (concrete gravity dam)
• Arch dam (concrete arch dam), bentuknya seperti busur
• Butters dam:
    slab and butters dam
    multiple arch dam
    massive head buttress dam

Bendungan beton umumnya tidaklah sebesar bendungan tipe urugan, tetapi harus dibangun pada fundasi yang mempunyai batuan yang kokoh.

Berat dari konstruksi beton (concrete) sangat berpengaruh dalam menahan beban – beban luar seperti tekanan air gempa, gelombang dan sebagainya.

 


http://id.wikipedia.org/wiki/Bendungan













Kamis, 25 September 2014

Proteksi Trafo Tiang

Keberhasilan proteksi pada transformator merupakan syarat mutlak yang harus diterapkan dalam instalasi transformator pada Gardu Trafo Tiang (GTT). Salah satunya dengan mempertimbangkan letak penempatan arrester dan Fuse Cut Out (FCO). Ada beberapa metode penempatan  arrester dan Fuse Cut Out (FCO) yang diterapkan perusahaan listrik negeri ini, antara lain :



Metode diatas merupakan contoh dari penempatan arrester sebelum FCO. Dimana sisi penghantar S2/tegangan tinggi dari arrester saling paralel dengan penghantar S1 yang tak lain adalah penghantar untuk inputan FCO yang terhubung ke SUTM. Sehingga keluaran dari FCO merupakan sisi primer dari trafo. Sebagai pengaman body dari trafo, maka dilengkapi dengan pemasangan grounding pada sisi body trafo. hal ini sekaligus berfungsi agar dapat dipastikan body trafo bebas dari tegangan.

Metode yang kedua yaitu penempatan arrester setelah FCO. Yaitu penempatan sisi tegangan tinggi dari arrester terhubung dengan sisi output dari FCO, dimana sisi ini merupakan sisi primer dari trafo.

Masing-masing model sistem penempatan arrester tersebut memiliki nilai tertentu dan fungsi tertentu tergantung dari kebutuhan proteksi dari jaringan dan juga kondisi dari jaringan.